WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menilai kehadiran proyek Subang Smartpolitan akan menjadi motor penggerak baru bagi pertumbuhan Kawasan Metropolitan Rebana.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan modern ini memiliki dampak strategis bukan hanya bagi Jawa Barat, tetapi juga bagi peta investasi nasional.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Peran Babinsa dalam Mendukung Pembangunan Kawasan Otorita Danau Toba Sangat Strategis
“Subang Smartpolitan adalah wujud nyata dari upaya membangun pusat gravitasi ekonomi baru di koridor utara Jawa,” ujar Tohom, Rabu (17/9/2025).
Menurutnya, pengembangan kota industri seluas 2.717 hektare ini harus dilihat lebih jauh daripada sekadar proyek bisnis semata, melainkan sebagai langkah memperkuat ekosistem aglomerasi yang sudah diproyeksikan pemerintah.
Tohom menjelaskan, dengan investasi capex mencapai Rp3,6 triliun pada 2025, fokus SSIA dalam mempercepat pembangunan Subang Smartpolitan menunjukkan adanya visi jangka panjang yang sejalan dengan kebutuhan Indonesia.
Baca Juga:
Menuju Kota Global Aglomerasi Jabodetabekjur, MARTABAT Prabowo Gibran Desak Pemerintah Buat Satgas Khusus Penanganan Sampah
Dari total dana tersebut, sekitar Rp2,4 triliun dialokasikan khusus untuk pengembangan Subang Smartpolitan, dengan 30% digunakan untuk akuisisi lahan dan sisanya diarahkan ke pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang.
“Kawasan ini tidak hanya menghadirkan lahan industri, tetapi juga ruang komersial, residensial, pendidikan, dan infrastruktur yang terintegrasi. Inilah wajah baru perencanaan kota yang lebih berdaya saing,” ucapnya.
Lebih jauh, Tohom menilai adanya penurunan realisasi marketing sales SSIA pada paruh pertama tahun ini tidak boleh dilihat sebagai tanda kemunduran, melainkan peluang untuk mengoreksi strategi.
Ia mengingatkan bahwa daya tarik kawasan industri modern sering kali membutuhkan waktu, apalagi dalam iklim global yang masih dipenuhi ketidakpastian.
“Investor yang serius tentu menilai faktor jangka panjang, bukan hanya angka penjualan jangka pendek,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja menegaskan pihaknya terbuka terhadap berbagai langkah korporasi demi memperkuat Subang Smartpolitan.
“Kami masih menggodok terus aksi korporasi maupun kolaborasi yang kami akan lakukan di masa depan, dan memang di Subang Smartpolitan ini banyak sekali kan, terutama di infrastruktur, utilitas, dan layanan penunjang,” ungkap Johannes.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan bahwa Subang Smartpolitan harus menjadi contoh bagaimana konsep aglomerasi dijalankan dengan konsisten.
Menurutnya, keberadaan kawasan ini akan memperkuat integrasi antara pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, serta jaringan tol Trans Jawa.
“Inilah esensi aglomerasi, ketika titik-titik pertumbuhan tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling menopang,” katanya.
Ia pun mendorong agar pemerintah pusat dan daerah turut memastikan keberlanjutan regulasi, penyediaan utilitas publik, serta konektivitas logistik yang memadai.
“Tanpa dukungan penuh dari pemerintah, sebuah kawasan modern akan kesulitan mewujudkan potensinya secara optimal. Dibutuhkan sinergi lintas sektor,” ujar Tohom.
Dengan hadirnya Subang Smartpolitan, Tohom optimistis Kawasan Metropolitan Rebana akan berkembang lebih cepat dan mampu menarik investor global.
“Ini adalah momentum emas bagi Jawa Barat untuk mengokohkan posisinya sebagai episentrum industri manufaktur dan otomotif di Asia Tenggara,” pungkasnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]