WahanaNews-Majalengka | Jelang Idul Adha atau yang biasa dikenal dengan Hari Raya Kurban, masyarakat banyak yang menerima pembagian daging sapi maupun kambing.
Warga memanfaatkan daging kurban tersebut untuk menu makanan sate.
Baca Juga:
Momen Idul Adha 1445 Hijriah, CCEP Indonesia Salurkan 37 Kambing dan 6 Sapi ke Masyarakat
Momentum itulah yang membuat perajin tusuk sate bambu asal Kelurahan Babakan Jawa, Kecamatan/Kabupaten Majalengka kebanjiran pesanan.
Ditemui di halaman rumahnya yang dijadikan lokasi pembuatan tusuk sate, Ti'ah (57) mengaku pada Hari Raya Idul Adha usahanya kebanjiran orderan.
Setiap harinya, ia harus membuat 30-50 ikat tusuk sate untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Baca Juga:
Kepenghuluan Pasir Putih Utara Sebar Daging Kurban Idul Adha 1445 Hijriah
"Alhamdulillah ada peningkatan menjelang hari raya Agung ini. Saya harus 30-50 ikat setiap hari untuk menuhi pelanggan. Biasanya cuma buat 15 ikat," ujar Ti'ah, Senin (4/7/2022).
Ia menyampaikan, untuk memproduksi 20.000 tusuk sate dari bahan bambu itu, Ti'ah mengerjakan seorang diri.
Adapun, usahanya telah digelutinya selama 30 tahun terakhir.
"Ya sendiri, banyak juga tetangga yang buat begini, karena memang ini bisnis home industri," ucapnya.
Masih kata perempuan paruh baya itu, bahwa tusuk sate yang dibuatnya itu sudah dikenal di kalangan pedagang pasar dan masyarakat.
"Pelanggannya dari pasar, warga sekitar juga ada. Hari ini saja saya mau kirim ke Pasar Cigasong, Ciborelang, dan banyak lah," jelas dia.
Ti'ah mengaku, untuk setiap satu ikat tusuk sate yang diperkirakan berjumlah 400 biji per ikatnya itu dibanderol dengan harga Rp 5.000.
Pihaknya pun bersyukur, di momentum menjelang hari raya Idul Adha ini, Ti'ah kebanjiran orderan.
"Keuntungannya ya sekitar Rp 250 ribu lah sehari. Keuntungannya pasti dua kali lipat, karena biasanya hanya terjual setengahnya," katanya.
Pantauan di lokasi, produksi tusuk sate Ti'ah dilakukan dengan manual.
Meski usianya tak lagi muda, Ti'ah masih cekatan memotong satu buah bambu ukuran besar menjadi helaian tusuk sate.
Helaian tusuk sate itu diruncingkan di salah satu bagian ujungnya dan langsung diikat.
Untuk satu ikatnya, Ti'ah tidak menghitung per helainya, melainkan langsung mengambil sebanyak-banyaknya sesuai dengan genggaman tangannya. [tsy]