Jabar.WahanaNews.co | Kebanyakan generasi milenial yang ada di desa-desa setelah menyelesaikan pendidikan melihat kota sebagai tujuan karir untuk mencapai kesejahteraan. Gajian setiap bulan dan melakukan rutinitas kantoran.
Padahal, apa yang ada di desanya bisa menjadi sumber pendapatan yang cuannya tak kalah dari kerja di kantoran. Bahkan, yang sukses di bidang tersebut, rezekinya berpuluh-puluh kali lipat dari bekerja di perusahaan orang lain.
Baca Juga:
Cetak SDM Petani Unggul, Generasi Z Diminta Aktif di Dunia Pertanian
Usaha tersebut salah satunya adalah budi daya lebah madu. Madu-madu yang dihasilkan bisa dijual dengan harga yang lumayan menggiurkan. Terlebih kebutuhan madu masih sangat besar, sedangkan madu yang ada di pasaran masih sangat kurang.
Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Epi Kustiawan mengatakan kerap menemui kelompok tani di desa-desa yang bisa menghasilkan penghasilan lumayan besar. Bahkan beberapa di antaranya mencapai ratusan juta per bulan.
Nah, Epi juga membagikan tips untuk generasi milenial khususnya yang tergabung dalam Program Petani Milenial untuk tidak ragu untuk memulai bisnis madu ini dimulai dari sekitar rumah tinggal.
Baca Juga:
Kisah Pilu Pemuda Peserta Petani Milenial di Jabar, Merasa Dijebak Untung Tak Dapat Malah Terjerat Utang
Pertama, kata Epi, dalam memulai budi daya lebah madu yang pertama harus dilakukan adalah mengusai karakteristik lebah itu sendiri.
Dengan memahami karakteristik lebah, maka perlakuan yang diberikan kepada para lebah akan tepat yang akhirnya akan memaksimalkan hasil produksi madu.
"Lebah itu ada bermacam jenis, nah yang kita kembangkan ini adalah budidaya lebah itama biroi dari jenis trigona," kata dia, di kawasan percontohan budi daya lebah madu, Kota Banjar, kepada tim Jelajah Petani Milenial Juara.
Menurut Epi, rata-rata lebah itama dan biroi per koloni bisa menghasilkan madu yang berbeda. Untuk itama bisa mencapai 0,5 liter dan biroi 1 liter per 3-4 bulan.
Ke dua kata Epi, petani lebah madu harus memerhatikan pakan lebah yang berkualitas agar lebah bisa nyaman di tempat pembudidayaan dan bisa memproduksi madu dengan maksimal.
Pakan tersebut adalah bunga-bunga yang tumbuh di sekitar kandang lebah. Petani lebah madu bisa menanam tanaman yang bisa berbunga setiap saat.
Sehingga pakan lebah-lebah bisa terus terjaga. Salah satunya adalah Tanaman Air Mata Pengantin yang memang bisa berbunga sepanjang musim.
"AMP [Air Mata Pengantin] itu salah satu makanan pokok lebah, makanya harus ditanam," jelas Epi.
Selain itu, tanaman buah juga harus tersedia di sekitar kandang lebah. Fungsinya adalah untuk menyediakan getah bagi para lebah untuk membuat perekat sarang.
Setelah itu terpenuhi, maka petani bisa melakukan perawatan bunga-bunga tersebut dan biarkan para lebah bekerja menghasilkan madu dengan nyaman.
"Tinggal rawat tanamannya, maka biarkan lebah yang bekerja menghasilkan madu," ungkapnya.
Soal pemasaran, Epi mengatakan petani tidak usah khawatir. Pasalnya, penyuluh dan off taker sangat siap menerima hasil madu yang dihasilkan.
"Jangan khawatir, untuk penjualan kita ada penyuluh dan juga off taker yang akan membeli madu-madu tersebut," jelasnya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Petani Milenial Juara. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat, Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, dan Bank BJB.[gab]