Jabar.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program-program strategis pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya dalam percepatan pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana yang mencakup tujuh wilayah strategis di Jawa Barat.
Melalui pernyataan Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, dukungan tersebut ditegaskan dalam merespons penyelenggaraan forum diskusi "Detikcom Regional Summit" yang digelar di kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
KDM Bakal Tarik Aset yang Dikelola BUMD Kembali ke Pemprov Jabar, Ini Alasannya
Tohom menyebut forum ini sebagai momen penting untuk menyatukan visi pusat dan daerah dalam merealisasikan masa depan ekonomi Rebana.
"Forum ini membuktikan bahwa pemerintah tidak hanya bicara konsep, tapi juga konkret dalam membangun sinergi antara pusat dan daerah. Rebana harus menjadi wajah baru ekonomi nasional yang berbasis kawasan, bukan sekadar jargon pembangunan regional," ujar Tohom, Sabtu (21/6/2025).
Sebagai kawasan strategis nasional yang terdiri dari Kabupaten Majalengka, Indramayu, Kuningan, Subang, Sumedang, Cirebon, dan Kota Cirebon, Rebana menyimpan potensi besar untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan bahkan Indonesia.
Baca Juga:
KDM Bakal Tarik Aset yang Dikelola BUMD Kembali ke Pemprov Jabar, Ini Alasannya
Namun, menurut Tohom, pengembangan kawasan ini tidak boleh berhenti pada pembangunan infrastruktur semata.
"Kunci sukses kawasan Rebana tidak hanya pada investasi dan pabrik, tapi juga pada SDM, ekologi, dan tata kelola pemerintahan daerah yang adaptif terhadap perubahan global. Jangan sampai kawasan ini tumbuh pesat tapi meninggalkan rakyatnya tertinggal," tegasnya.
Dalam forum yang dihadiri sejumlah menteri seperti Mendagri Tito Karnavian, Menteri PUPR Dody Hanggodo, hingga Menteri Investasi Rosan Roeslani, serta para kepala daerah di wilayah Rebana, diskusi hangat mengemuka mengenai tantangan dan arah pengembangan kawasan.
Beberapa poin yang mencuat antara lain kesiapan SDM, sinkronisasi tata ruang, dan dukungan regulasi investasi.
Tohom mengapresiasi langkah sejumlah daerah yang mulai menyesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) demi mempercepat penyediaan lahan industri dan infrastruktur.
Menurutnya, kejelasan RTRW adalah jantung dari kepastian hukum bagi investor.
"Ketika Cirebon, Majalengka, dan Subang mulai berani menetapkan zonasi industri dan mendesain ulang tata ruangnya, itu menunjukkan bahwa daerah-daerah ini mulai mengerti logika investor. Tapi perlu diingat, kecepatan jangan mengorbankan keadilan ruang dan keberlanjutan lingkungan," paparnya.
Tohom juga menyoroti ketimpangan tren investasi antar daerah dalam kawasan Rebana.
Ia menilai penting bagi pemerintah pusat untuk memberi perhatian khusus kepada daerah-daerah yang tren investasinya masih menurun seperti Kota Cirebon.
"Kota Cirebon butuh strategi khusus. Bisa dengan stimulus fiskal atau program penguatan UMKM yang berorientasi ekspor. Kalau dibiarkan, kawasan ini bisa menjadi lubang hitam di tengah cerahnya masa depan Rebana," kritik Tohom.
Dalam pengembangan sektor pariwisata, Tohom menilai potensi besar ada di Kuningan dan Majalengka, namun tetap membutuhkan intervensi infrastruktur dan kebijakan lintas sektor.
"Kebun Raya Kuningan dan kawasan Sindangwangi di Majalengka bisa menjadi ikon ekowisata. Tapi perlu jalan yang memadai, fasilitas parkir, dan insentif bagi investor wisata. Jangan biarkan keindahan alam terisolasi karena tak tersentuh pembangunan," ujarnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan bahwa konsep pembangunan kawasan seperti Rebana hanya akan berhasil jika seluruh elemen pemerintahan, pusat dan daerah, mampu mengedepankan pendekatan aglomeratif, bukan kompetitif antarwilayah.
"Aglomerasi ekonomi membutuhkan orkestrasi yang harmonis. Kalau satu daerah jalan sendiri, maka yang terjadi bukan sinergi tapi kanibalisme regional. Oleh karena itu, pengelolaan kawasan Rebana harus berbasis satu peta, satu data, dan satu arah kebijakan," tandasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]