Jabar.WahanaNews.co - PT PLN (Persero) mencatat, sepanjang 2022 konsumsi bahan bakar solar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik perusahaan mencapai 2,9 miliar liter atau setara 5,6 persen dari seluruh kebutuhan bahan bakar.
PLN pun harus menggelontorkan biaya sebanyak Rp39,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar solar PLTD selama tahun lalu.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya mengelola lebih dari 5.200 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di beberapa wilayah di Indonesia.
Energi fosil tersebut, kata Darmawan, sebagian besar dipasok melalui energi impor dengan harga sangat mahal, di mana 1 kilowatt hour (kWh) diperkirakan mencapai 28 sampai 32 sen.
”Indonesia adalah negara dengan 17 ribu pulau, kita mengelola 5.200 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Energi fosil ini sebagian besar adalah energi impor dan harganya sangat mahal, 1 kilowatt hour (kWh) kira-kira 28 sampai 32 sen,” ujar Darmawan dalam gelaran COP28 Dubai, Uni Emirat Arab, dikutip Senin (4/12/2023).
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
“Bagaimana kita bisa beralih dari energi impor ke energi dalam negeri? Kita bisa beralih dari energi fosil ke energi terbarukan (EBT),” lanjutnya.
Kendati begitu, tiga tahun lalu PLN berhasil menghapus 13 gigawatt (GW) energi batu bara dalam perencanaan, dan itu berhasil menghindarkan Indonesia dari emisi karbon sebesar 1,8 miliar ton dalam jangka 25 tahun.
Kemudian, PLN bersama dengan pemerintah telah merancang ulang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).