WahanaNews-Sumedang | Anggota DPD RI Provinsi Jawa Barat asal Sumedang Eni Sumarni atau yang akrab dipanggil Bunda Eni mengajak perempuan untuk berpolitik tanpa meninggalkan kewajibannya.
Hal tersebut disampaikan Bunda Eni di waktu istirahat kegiatan Musyawarah Wilayah (Muswil) VII Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Jawa Barat di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor Sumedang, Senin (13/6/2022) .
Baca Juga:
Waspada Musim Hujan, PLN UP3 Sumedang Minta Masyarakat Bijak Gunakan Listrik
“Alhamdulillah, sistem pemilu kita sekarang semakin terbuka bisa dengan jalur partai politik atau independen. Hal tersebut membuat siapapun bisa memiliki kesempatan untuk dipilih dan memilih, khusunya dalam kepemimpinan perempuan."
"Namun secara teknis kita ketahui bersama bahwa ketika bakal calon pemimpin disandingkan, dan salah satunya adalah perempuan maka utamanya masyarakat cenderung memilih. Walaupun untuk sekarang belum bisa tapi bismillah segera. Pola kepemimpinan publik adalah bagaimana kemampuan manajerial seseorang tanpa perlu fokus kepada gender," ungkapnya.
Bunda Eni menyontohkan politik perempuan seperti pada saat dirinya menyalonkan menjadi Bupati Sumedang 2013 lalu. Pada saat itu, anak-anaknya sudah dewasa dan mandiri. Di samping itu, suaminya pun hendak pensiun. Jadi, kata Bunda Eni, kesibukan di rumahnya sudah paripurna.
Baca Juga:
KPU Sumedang Gelar Simulasi Pemilu 2024, Siapkan 2.012 TPS untuk Pertarungan Elektoral
“Sekarang waktu yang tepat untuk kita bisa berkarya di masyarakat. Dalam berkarya saya mengambil jalur politik. Sewaktu pemilihan saya sebelumnya sebagai calon bupati Sumedang pada tahun 2013, semua anak saya sudah mandiri dan suami pun hendak pensiun."
"Jadi kesibukan di rumah sudah selesai atau paripurna, tinggal bagaimana kesibukan kita bersama masyarakat, tuturnya.
Bunda Eni menambahkan ada lima hal yang wajib dipersiapkan untuk menjadi calon pemimpin perempuan di masa yang akan datang.
"Ada lima hal yang perlu kita siapkan untuk bekal menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang, kita sebagai perempuan wajib tahu," ujarnya.
Kelima hal itu yang pertama adalah paripurna, sebelum paripurna di rumah tangga lebih baik jaga jarak dengan politik. Kedua, tabligh yaitu bisa menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan.
"Ketiga adalah amanah, dimana sebuah kepercayaan wajib kita jaga dan pertaruhkan, selanjutnya keempat adalah fathonah cerdas secara intelektual, sosial, dan spritual dan yang terakhir adalah sidik yaitu berani menegakan kebenaran walaupaun berat," pungkasnya. [tsy]