WahanaNews Jabar | Ratusan budayawan yang tergabung di Aliansi Budayawan se-Jawa Barat beserta organisasi masyarakat (ormas) se-Bogor Raya kembali menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut pengambilalihan pengelolaan Kebun Raya Bogor (KRB) oleh pihak swasta.
Setelah melakukan aksi di depan KRB langsung pada Jumat (01/10/21) lalu, kini aksi dilaksanakan di Balaikota Bogor, Rabu (13/10/21).
Baca Juga:
6 Kebun Raya di Indonesia yang Cocok Dikunjungi Bareng Keluarga
Korlap Aksi, Ki Tjetjep Thoriq mengatakan, aksi masih sama seperti sebelumnya yakni dengan tuntutan meminta pihak swasta dan investor keluar dari pengelolaan KRB untuk dikembalikan kepada institusi semula.
Selain itu, lanjutnya, aksi juga menolak pengoperasionalan wisata malam GLOW yang rencananya bakal dioperasionalkan pengelola Kebun Raya Bogor pada bulan ini.
“Tuntutannya masih sama, sampai berapa kali pun kita akan lakukan sampai swasta tidak ada lagi mengelola KRB. Keluar dari situ kembalikan ke pemerintah karena dengan begitu rakyat bisa gampang masuk,” ucapnya.
Baca Juga:
Pengolahan Sampah di Kebun Raya Bogor Bisa Hasilkan 4 Ton Pupuk Kompos per Hari
Menurut Ki Tjetjep, bukan tanpa alasan pihaknya menolak KTB dikelola pihak swasta. Pasalnya, semenjak KRB dikelola pihak swasta, rakyat yang biasanya sebelum bulan puasa bisa melakukan cucurak disana, saat ini sudah tidak bisa.
“Sekarang sudah dikelola swasta harga masuk mahal, bawa makan dari rumah tidak boleh dan makan disana mahal. Kan sayang karena beli di dalam itu mahal, sementara warga Bogor tidak semuanya mampu untuk menjangkaunya, karena dulu hanya bermodal Rp10 ribu warga sudah bisa kesana dan bawa bekel sendiri,” tegasnya.
Untuk itu, pihaknya meminta KRB agar dikembalikan kepada fungsi semestinya. “Bukan hanya GLOW saja, bentuknya apapun selama swasta yang di dalam itu harus keluar. Komitmen kita semua swasta keluar dari situ,” pungkasnya. (JP)