WahanaNews Jabar | Lewat akun Twitter resminya @BPBDJakarta, Senin (1/11/2021), BPBD Jakarta mencatat kenaikan tinggi muka air di Angke Hulu sejak pukul 00.00 WIB mencapai 155 cm atau naik 10 cm dari batas normal 145 cm.
BPBD Jakarta menyebut Angke Hulu masuk siaga tiga atau kategori waspada karena potensi cuaca ekstrem. Pihaknya meminta agar masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar mewaspadai kenaikan tinggi muka air di Pos Pantau Angke Hulu.
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
Hingga pukul 03.00 sampai 04.00 WIB, berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, tinggi muka air Angke Hulu naik menjadi 160 cm.
BPBD DKI memetakan sejumlah daerah yang berpotensi terdampak kenaikan tinggi muka air itu, di antaranya Rawa Buaya, Cengkareng Timur, dan Cengkareng Barat.
Kemudian, Kembangan Utara, Kedoya Utara, Duri Kosambi, Kapuk dan Kedaung Kali Angke.
Baca Juga:
Memasuki Musim Hujan Tahun 2024-2025, ALPERKLINAS Himbau PLN Tingkatkan Pengawasan untuk Hindari Pemadaman Akibat Gangguan Jaringan
Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan, hingga 6 November 2021 di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dan Jakarta termasuk yang diperkirakan berpotesi mengalami banjir.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak, terdapat enam wilayah yang berpotensi banjir dan banjir bandang untuk periode mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan.
"Untuk periode 31 Oktober hingga 1 November 2021, berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak, ada 6 provinsi yang berpotensi dampak banjir dan banjir bandang, dengan Kategori SIAGA," kata Guswanto dilansir wahananews.co, Minggu (31/10/2021).
Keenam wilayah dimaksud meliputi: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Lebih lanjut, Guswanto mengatakan BMKG mengingatkan saat akan memasuki musim hujan, berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan pemerintah provinsi dapat melakukan persiapan antisipasi banjir.
Persiapan yang dimaksud yakni memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Tak hanya itu, Guswanto juga mengimbau pihak terkait untuk melakukan penataan lingkungan secepatnya.
Antara lain, lanjut dia, dengan tidak melakukan buang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau tebang pohon.
Selain itu, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang, juga melakukan penghijauan secara lebih masif.
"Melakukan penghijauan secara lebih masif. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi," ujarnya. (JP)