Selain itu, ikan nila juga saat ini semakin diminati masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan permintaan pasar meningkat tinggi.
Sementara, Direktur Jenderal Perikanan Budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan, TB Haeru Rahayu, saat meninjau model klaster budi daya ikan nila di Karawang, Sabtu (8/7/2023) menyampaikan, selain untuk konsumsi lokal, permintaan terhadap komoditas ikan nila untuk ekspor terutama dari Amerika Serikat juga tinggi khususnya dalam bentuk filet. Oleh karenanya, ukuran panen diatur rata rata 700 gram per ekor.
Baca Juga:
Pejabatnya Diduga Terima Suap dari Perusahaan Jerman, KKP Buka Suara
Disebutkan, model budi daya ikan nila ini juga diharapkan dapat memicu kegiatan ekonomi dan tentunya secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal yang menjadi tantangan bersama, kata dia, yaitu bisa terus meyakinkan masyarakat agar mereka tetap tertarik membudidayakan ikan nila salin sesuai dengan kaidah kaidah Best Aquaculture Practices (BAP) atau Cara Budi daya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).
Sementara itu, pembangunan modeling itu dilakukan hingga dua bulan ke depan, karena areal tambak di BLUPPB sebelumnya dimanfaatkan untuk budi daya udang.
Baca Juga:
KKP Sebut Aturan Ekspor Pasir Laut Rampung Maret 2024
Pada Oktober ditargetkan selesai pembangunannya. Selanjutnya dilakukan penebaran benih. Kemudian akan panen pada Maret atau April tahun depan (2024).[mga]