WahanaNews-Sumedang | Perusahaan travel yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumedang menjadi bagian dalam kepanitiaan pelaksanaan MTQ.
Asita hadir untuk melayani akomodasi, transportasi dan penginapan bagi para kontingen atau kafilah MTQ di Sumedang.
Baca Juga:
Agen Travel: Semua Penerbangan ke Qatar Penuh, Mendekati 100 Persen
"Sejak awal, Pak Bupati melalui Perbup tentang kepanitiaan MTQ di Sumedang, ASITA dan PHRI termasuk organisasi yang dilibatkan untuk membantu pemerintah dalam penyediaan akomodasi, penginapan, catering dan tentunya transportasi," kata Ketua ASITA Sumedang Iyan Sofyan Hadi kepada wartawan.
Meski demikian, lanjut Iyan, tidak semua kabupaten/kota dapat terlayani, dengan alasan mereka melakukannya secara mandiri.
"Sebagian dari kabupaten/kota ada yang melakukannya secara mandiri, baik pemberangkatan, maupun penginapan dan layanan akomodasi lainnya. Namun tetap kami berikan pendampingan, selama mereka membutuhkan," tambah Iyan.
Baca Juga:
ASITA: Perolehan Devisa Anjlok Gara-gara Visa Berbayar
Iyan menyampaikan terima kasih kepada Pemda Sumedang yang telah memberikan kepercayaan kepada para pengusaha travel di Sumedang yang tergabung dalam ASITA.
"Kami sampaikan apresiasi kepada Pemda Sumedang, terutama Pak Bupati, Pak Sekda dan tentu leading sektor kami yakni Kepala Dinas Parbudpora Sumedang, sehingga kami dapat terlibat dalam hajat besar ini," ujarnya.
"Ini adalah kebahagiaan kami, bisa turut melayani para kafilah yang hadir. Kami tidak serta merta mencari keuntungan, karena lebih cenderung untuk mengambil tanggung jawab bersama sebagai tuan rumah," ungkapnya
Iyan berharap dengan cara seperti ini, para peserta MTQ merasa nyaman. "Dan ingin kembali ke Sumedang suatu saat nanti," terang Iyan.
Dikonfirmasi mengenai harga hotel yang mahal di Sumedang, Iyan menjelaskan, harga layanan yang diberikan sesuai dengan yang disampaikan oleh tim dari PHRI.
"Dalam posisi ini, Asita juga bertindak sebagai marketing bagi rekan yang lain, termasuk harga. Harga yang kami jual kepada kontingen, adalah harga dari tim PHRI. Tidak ada mark up, apalagi mencari keuntungan lebih di tengah suasana seperti ini," pungkas Iyan. [tsy]