WahanaNews Jabar | Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), tidak sekadar mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing, melainkan ikut berperan menjalankan diplomasi budaya.
Untuk meningkatkan kompetensi pengajar BIPA, SEAMEO Regional Center for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language (SEAQIL) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) metodologi pengajaran BIPA.
Baca Juga:
Ketua DPRD Kalsel Apresiasi Warga Atas Kesuksesan Pemilu 2024
Diklat tersebut diselenggarakan pada tanggal 27 s.d. 30 September 2021 dengan moda campuran yang diikuti oleh 119 pengajar BIPA pemula dari Australia, Indonesia, Filipina, Myanmar, dan Thailand. Pada pembukaan diklat tersebut, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Thailand Rachmat Budiman mengatakan, diklat metodologi pengajaran BIPA ini sangat bermanfaat untuk mengatasi kekurangan pengajar BIPA yang memenuhi standar kompetensi mengajar BIPA.
“Melalui kegiatan ini, pengajar BIPA tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajarkan bahasa Indonesia secara baik dan benar, tetapi juga mampu untuk memahami budaya sehingga tujuan pengajaran BIPA dapat tercapai," tuturnya saat menghadiri acara tersebut secara daring, pada Senin (27/9).
Deputy Director for Programme and Development, SEAMEO Secretariat, Thailand, Wahyudi, turut memberikan sambutan kepada peserta diklat. Dalam sambutannya, Wahyudi berharap para peserta dapat mengambil manfaat dari kegiatan diklat yang nantinya dapat diterapkan saat melakukan pengajaran BIPA.
Baca Juga:
Anak-anak Asmat Dapat Beasiswa untuk Penuhi Tenaga Pengajar dan Kesehatan
Sementara itu, Direktur SEAQIL, Luh Anik Mayani, berharap bahwa kegiatan diklat yang diselenggarakan selama empat hari tersebut dapat meningkatkan kompetensi pedagogis peserta. ”Kerja sama antara SEAQIL dan KBRI Bangkok merupakan salah satu bentuk komitmen SEAQIL dalam meningkatkan kualitas pengajar bahasa termasuk pengajar BIPA,” ujarnya.
Kegiatan diklat melibatkan sembilan narasumber yang berasal dari Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APBIPA) Bali, Balai Bahasa dan Budaya Indonesia Victoria-Tasmania (BBBIVT) Australia, Lembaga Bahasa Internasional Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Universitas Keio Jepang, dan Universitas Negeri Jakarta.
Selama kegiatan, peserta mendapatkan materi yang berkaitan metodologi pembelajaran, yaitu metodologi pembelajaran keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu, peserta juga memperoleh pengetahuan tentang pengembangan bahan ajar BIPA sesuai karakteristik pemelajar, pemanfaatan media pembelajaran, serta penyusunan evaluasi pembelajaran BIPA. Selain penyampaian materi dalam bentuk ceramah dan diskusi, pelatihan ini juga dilengkapi dengan praktik penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
SEAQIL sangat mendukung pemajuan BIPA baik di Indonesia atau di kawasan Asia Tenggara atau lebih luas lagi melalui penyelenggaraan berbagai program dan kegiatan terkait BIPA dan juga melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait. (JP)