WahanaNews Jabar | Walau pria disarankan untuk berpartisipasi aktif dalam Program Keluarga Berencana (KB) ternyata yang sering dikaitkan adalah pihak wanita bahwa wanitalah yang seharusnya menjalani program KB.
Melansir detikcom, vasektomi merupakan prosedur kontrasepsi pada pria dengan menjalani operasi kecil untuk mencegah kehamilan. Caranya dengan memutus penyaluran sperma masuk ke air mani. Pria yang menjalani vasektomi masih bisa mengalami orgasme dan ejakulasi.
Baca Juga:
Wali Kota Pematangsiantar Apresiasi Peran PPKBD dan Sub PPKBD dalam Penurunan Stunting
Berdasarkan data yang dipaparkan dalam siaran pers 'Pentingnya Edukasi Kontrasepsi Untuk Mendukung Revitalisasi Program KB Indonesia', Rabu (29/9/2021), disebutkan bahwa saat ini kesadaran akan kesehatan reproduksi bagi pria di Indonesia masih sangat rendah, yakni 3,62 persen laki-laki yang menggunakan alat kontrasepsi.
Aktivis Perempuan dan Pengamat Isu Kesehatan Reproduksi, Kalis Mardiasih, menilai rendahnya partisipasi pria dalam program KB disebabkan oleh stigma kuat yang mengakar di tengah masyarakat.
"Ketika ada laki-laki yang mau ber-KB ternyata stigma juga masih cukup kuat dan juga belum didukung oleh layanan kesehatan yang ada," jelasnya.
Baca Juga:
Workshop Penanganan Terpadu Isu Kependudukan Kampung KB di Provinsi Papua Barat Daya
Banyak kasus yang ditemui, laki-laki di Indonesia yang ingin menjalani vasektomi kesulitan mendapatkan akses, bahkan kerap ditakut-takuti hingga mendapatkan stigma. Tak jarang, hal ini justru dilakukan oleh tenaga kesehatan.
"Laki-laki yang mau menjalani vasektomi justru mendapatkan stigma, seperti oh kamu laki-laki mau KB karena misalnya, kamu mau jajan di luar dan sebagainya," kata Kalis.
"Praktiknya di lapangan justru orang-orang yang ingin punya otoritas terhadap tubuhnya sendiri justru ditakut-takuti, gimana nanti kalo ada apa-apa dengan anak kamu terus kamu mau nambah anak lagi?" tambahnya.