WahanaNews Jabar | Tiga mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Majalengka ini berhasil membuat alat yang digunakan untuk memonitor infus pasien secara real time yang diberi nama Simoisen (Sistem Informasi Monitoring Infus Pasien).
Dengan menggunakan teknologi internet of things (IoT), alat buatan M Iqbal Assegaf (22), Rifa Nurfalah (20) dan Aditya Nursaidillah (20) ini akan membantu tugas perawat di rumah sakit dalam memonitor sisa cairan infus pasien yang tengah dirawat.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Jadi alat ini fungsinya untuk mengetahui berapa sih sisa cairan infus di pasien itu. Nanti bisa di cek lewat website Simoisen, disitu akan kelihatan pasien A cairan infusnya sisa berapa cc lagi, pasien B berapa, gitu kang," kata Rifa melansir detikcom, Selasa (28/9/2021).
Rifa menerangkan hadirnya alat Simoisen ini berawal dari tugas kuliah yang mereka dapat saat itu. Mereka kemudian melakukan riset dan mengajukan beberapa judul tugas. Sayangnya beberapa judul yang diajukan saat itu ditolak.
Barulah setelah melihat informasi di media mengenai kondisi pasien di rumah sakit yang membeludak, tercetus ide membuat alat untuk memonitor cairan infus pasien.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Kami awalnya dari tugas, kita kebagian tim robotik terus lihat berita banyak pasien yang dirawat di rumah sakit itu membeludak. Nah dari situ kita berinisiatif gimana kalau kita bikin Simoisen," ucap Rifa.
Menurut Rifa, untuk membuat alat Simoisen ini diperlukan waktu hampir tiga bulan. Selain bersama dengan Iqbal dan Aditya, proses pembuatan alat ini juga dilakukan oleh tim support dari jajaran dosen pembimbing Prodi Teknik Informatika Unma.
"Kalau dihitung dari awal buat hampir 3 bulan, itu dari riset, pengumpulan hardware, pengujian dan alhamdulilah sekarang sudah dimanfaatkan disini (RSUD Majalengka). Yang terlibat selain kita bertiga ada tim support yang selalu memberi masukan, jadi gak cuma bertiga," ungkap Rifa.
Kehadiran alat Simoisen ini juga telah menarik perhatian dari pihak ketiga. Alat buatan Rifa, Iqbal dan Aditya ini telah lolos seleksi lomba dari perusahaan asuransi dan mendapat bantuan dana hibah.
"Alhamdulillah kita masuk nominasi 12 besar dan dapat dana hibah untuk menjalankan program Simoisen ini dari asuransi Astra. Sekarang kami sedang implementasikan alat ini di RSUD Majalengka," terang Iqbal.
"Awalnya mah hanya prototype. Lalu, kami menang, dapat support pembiayaan, akhirnya dirakit lah dengan modal dari perusahaan itu. Hingga akhirnya jadi karya dan siap digunakan," timpal Aditya.
Saat ini tiga buah alat Simoisen telah terpasang di ruang perawatan RSUD Majalengka. Perawat disana kini tidak perlu lagi bolak-balik memeriksa cairan infus pasien. Mereka hanya perlu memantau website Simoisen dan akan mendapat notifikasi jika cairan infus pasien akan habis. (JP)