WahanaNews Jabar-Banten | Kulit telur atau yang sering disebut dengan cangkang telur adalah lapisan terluar dari telur. Kulit telur sendiri biasanya dijadikan sampah atau bahan buangan bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Namun tidak demikian halnya dengan Tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM)Universitas Padjajaran, yang menganggap kulit telur yang dianggap sampah ini menjadi sesuatu yang bisa digunakan atau difungsikan menjadi pupuk dan biopestisida.
Meskipun kegiatan KKN digelar secara virtual, sebagai bentuk program KKN mereka di kota/kabupaten Jawa Barat, tim KKN Unpad tetap memaksimalkan kondisi yang ada dengan menggelar diskusi secara virtual.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Mereka mengusung program ini dengan tujuan dapat mengurangi limbah cangkang telur untuk dimanfaatkan lebih lanjut oleh masyarakat.
Berdasarkan penjelasan yang dilansir dari laman resmi Universitas Padjajaran (Unpad), cara mengubah cangkang telur menjadi pupuk tanaman sangatlah mudah. Cangkang yang sudah dihancurkan bisa langsung dijadikan sebagai pupuk tanaman dengan ditaburkan di atas permukaan tanah.
"Pembuatan pupuknya sangatlah gampang jadi kita dapat memupuk tanaman kita secara cuma-cuma dengan menggunakan cangkang telur yang biasanya hanya kita buang begitu saja," papar salah satu peserta diskusi Alif Nurul, dikutip dari laman resmi Unpad, Selasa (24/08/2021).
Untuk menghancurkan cangkang telur, bisa menggunakan penggiling atau menghancurkan manual dengan tangan. Kemudian, cangkang akan membutuhkan waktu hingga beberapa minggu agar bisa terurai dan diserap oleh akar tanaman.
Selain itu, tim KKN Unpad juga memaparkan tentang pemanfaatan cangkang telur dan menayangkan video tutorial pembuatan pupuk dan biopestisida dari cangkang telur. Diskusi virtual ini disasarkan pada pelajar dan ibu rumah tangga dari 10 kabupaten/kota di Jawa Barat
Hal ini dilatarbelakangi oleh data peningkatan angka konsumsi telur di Indonesia setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi tersebut berbuntut pada peningkatan limbah satuan dari cangkang telur.
Cangkang-cangkang telur dari industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), restoran, atau dari limbah rumah tangga biasanya hanya akan berakhir di tempat pembuangan sampah tanpa adanya pengelolaan lanjutan. Padahal, cangkang telur memiliki kandungan berupa kalsium yang tinggi. (JP)