WahanaNews-BOGOR | Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi, Kabupaten Bogor, terus berupaya menghadirkan inovasi baru pelayanan kesehatan Bogor Pain Center. Terobosan ini untuk memberikan kemudahan layanan bagi para penderita penyakit kanker.
Salah satunya dengan menghadirkan layanan kesehatan Pain Diary (Buku Harian Sakit) dengan teknologi digital 4G, sehingga pasien dengan mudah dapat mengirimkan skor nyerinya secara online dari rumah masing-masing.
Baca Juga:
Jangan Coba-coba! Warga Kabupaten Bogor Bakar Sampah Bakal Disanksi Rp 50 Juta
Hal itu diungkapkan, Founder Bogor Pain Center BLUD-RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor, Dr. M. Tsani Musyafa, Sp. OT, M.kes melalui siaran langsung, di Radio Teman 95,3 FM, Selasa (9/8/2022).
Instalasi Manajemen Nyeri (IMANI), atau Bogor Pain Center RSUD Ciawi ini merupakan layanan dalam bentuk instalasi rumah sakit pertama, di Indonesia yang memberikan pelayanan multidisiplin dalam penanganan nyeri.
Buku Harian Sakit merupakan aplikasi untuk mencatat dan mengukur skor, atau skala nyeri yang diderita pasien kanker, atau dalam istilah medis disebut sebagai brighton, sehingga dapat mempermudah tim medis dalam pemberian dosis obat sesuai skala atau skor angka nyeri yang diderita oleh pasien.
Baca Juga:
Warga Ciawi Bogor Kaget Temukan Mayat Pria yang Sudah Menjadi Tulang Belulang
“Jadi pasien dengan mudah bisa mengontrol dan mengukur skala nyerinya secara online melalui layanan Pain Diary. Mereka juga bisa mengirimkan skor nyeri dari rumah masing-masing secara online, sebagai bahan evaluasi kami saat mereka kontrol,” ujar Dr. Tsani Musyafa.
Lebih lanjut, Tsani menjelaskan, bahwa Pain Diary sangat bermanfaat dalam penentuan dosis obat bagi pasien kanker, karena dosis obat akan tergantung pada skor nyeri pasien perharinya, sehingga pihaknya bisa memberikan dosis obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Saat ini memang masih manual dicatat oleh pasien setiap hari melalui kertas yang disediakan oleh pihak BLUD-RSUD Ciawi dan hasilnya akan ditunjukkan pada saat pasien melakukan kontrol.
“Ini betul-betul perlu sosialisasi kepada masyarakat, karena nyeri itu bisa naik bisa turun. Nah, dosis obat sangat tergantung pada naik turunnya suatu nyeri. Itulah kenapa kami berupaya untuk menghadirkan layanan Pain Diary untuk mempermudah para pasien kanker, dengan sistem yang baik, untuk memudahkan masyarakat memberikan informasi kepada kami,” terangnya.
Menurutnya, layanan nyeri menjadi pelayanan yang sangat penting bagi masyarakat, karena sebagian besar masyarakat ketika datang ke rumah sakit keluhannya pasti nyeri.
“Dari ujung rambut sampai ujung kaki keluhannya sebagian besar nyeri, untuk itulah kami menyediakan pelayanan yang komprehensif tentang nyeri” tandasnya. (tsy)