WahanaNews Jabar-Banten |
Beragam cara dilakukan masyarakat untuk menyemarakan peringatan HUT ke-76
Republik Indonesia. Di Banyumas, seorang petani memberikan nama-nama presiden
di tubuh ikan dengan cara ditempel di kertas anti air.
Kali ini datang dari Pecinta Alam Warna Alam Subang
dengan membentangkan bendera raksasa di tebing Curug Cileat.
Baca Juga:
Wakil Bupati Ketapang Lepas Pelajar Calon Paskibraka dengan Pesan Menginspirasi
Dengan penuh perjuangan, tim Alam Warna ini memanjat
tebing Curug Cileat yang terletak di Wilayah Desa Mayang, Kecamatan Cisalak,
Kabupaten Subang. Curug atau air terjun itu memiliki ketinggian 165 meter
dengan aliran air yang cukup deras. Lokasi itu menjadi pilihan aksi
pembentangan bendera merah putih yang dilakukan sehari menjelang peringatan HUT
ke-76 RI.
Saat aksi pembentangan, tim Warna Alam menghadapi
tantangan tak hanya tebing yang curam, derasnya air curug dan tiupan angin
kencang serta sulitnya medan di lokasi tebing menjadi kendala tersendiri.
"Selain kondisi tebing sangat curam dan sangat
tinggi, kalau tidak berhati-hati sangat berbahaya, butuh keahlian cukup untuk
bisa membentangkan bendera di tebing bukit ini. Derasnya aliran air curug dan
tiupan angin sangat kencang kerap menjadi kendala selama proses membuat tali
lintasan (sling) di tebing," ujar M. Anwar yang akrab disapa Kang Anwar
Wana, selaku pengibar bendera merah putih raksasa, Warna Alam Subang, Selasa
(17/8/2021).
Baca Juga:
Terungkap Pembawa Bendera RMS saat Nobar Timnas U-23 Anak Anggota Polisi
Meski berbahaya, ditambah sulitnya medan dan tiupan
angin kencang, sang "Merah Putih" berhasil dibentangkan tepat di bibir Curug
Cileat, Cisalak, Subang.
"Alhamdulillah, dengan kerja keras dan kekompakan
tim, kami akhirnya bisa membentangkan bendera merah putih di ketinggian 165
meter," ucap Anwar.
Bendera raksasa tersebut dibentangkan menggunakan tali
baja (seling) yang dipasang di dinding tebing. "Tujuannya, kembali ke
semangat nasionalisme untuk memperingati hari kemerdekaan. Kenapa kami
laksanakan sebelum 17 Agustus, supaya lebih terkonsentrasi karena selain kontur
tebingnya sangat tinggi ,medannya pun sangat curam ," kataAnwar.
"Memang bisa dikatakan taruhannya nyawa dari segi
keselamatan, hal sama apa yang dilakukan para pejuang kemerdekaan Republik
Indonesia terdahulu, artinya kami dari Warna Alam Subang, ingin lebih menghargai
proses para pejuang dulu untuk mengibarkan bendera itu ternyata susah, meski
harus taruhannya nyawa. Alhamdulillah, bersama do, a serta dukungan semua
pihak, pengibaran bendera bisa berjalan sukses. Merdeka," ucapnya.
Dia juga berterima kasih kepada Pemkab Subang dan
seluruh pihak yang terkait yang telah membantu kegiatan tersebut.
"Mudah mudahan ini bagian dari bagaimana kita
membangun semangat kebangsaan, mengisi dalam rangka 17 Agustus hari kemerdekaan
Indonesia yang ke-76 mudah mudahan dengan kegiatan ini masyarakat Indonesia
semakin mencintai tanah air dan menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia," kata dia. (Tio)