WahanaNews Jabar-Banten | Tanaman porang atau Amarphopallus muelleri Blume kerap disebut iles-iles. Dikutip dari Ensiklopedi Budidaya Tanaman Porang karya Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, seperti dilansir detikcom, porang merupakan sejenis umbi-umbian yang satu marga dengan suweg dan walur.
Baca Juga:
Petani Madura Gencar Budi Daya Porang Untuk Ekspor
Tanaman porangberpotensi menggantikan beras sebagai makanan pokok. Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi ketika meninjau pabrik pengolahan porang PT Asia Prima Konjac, Madiun, Jawa Timur pada Kamis (19/08/2021).
"Sehingga saya kira ini menjadi makanan sehat ke depan.
Baca Juga:
Libas Hama dan Penyakit, Kementan Galakkan Penggunaan Pestisida Nabati
Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah," kata Jokowi.
Tumbuhan ini mengandung zat glukomanan tinggi sehingga mampu mengontrol berat badan, mengatasi diabetes, mengawasi kadar kolesterol, dan sebagai prebiotik. Porang dapat diolah menjadi campuran produk kue, roti, es krim, shirataki, jeli, selai, bahan pengental sirup, hingga kosmetik.
Selain punya banyak manfaat,tanaman porangjuga punya nilai ekonomis yang baik. Nilai ekspor porang dari Indonesia sebanyak 254 ton mencapai p 11,31 miliar pada 2018. Saat itu porang akan dikirim ke Jepang, Tiongkok, Vietnam, dan Australia.
Di dalam negeri, harga porang di pasaran adalah Rp 2.500 per 4 kilogram atau sekitar satu buah umbi. Menurut Jokowi, nilai ekonomis yang dihasilkan dari penanaman porang di lahan seluas satu hektar mencapai Rp 40 juta.Dengan asumsi per hektar menghasilkan 40-50 ton porang.
"Kemudian hasilnya per musim tanam, di musim tanam pertama itu bisa sampai Rp40 juta dalam kurun 8 bulan. Ini sebuah nilai yang sangat besar, pasarnya juga masih terbuka lebar," kata Jokowi.
Dengan perkiraan ini, Jokowi meminta Menteri Pertanian serius mengembangkan tanaman porang. Dia juga menginstruksikan agar porang diekspor juga dalam bentuk jadi, misal tepung atau beras porang yang siap digunakan konsumen setiap saat.
Manfaat porang lainnya dikutip dari Buku Pembangunan Pertanian karya Tim Dosen Faperta UGM, adalah peluang mengurangi keterbatasan pada padi dan gandum. Masyarakat yang biasa konsumsi porang tak perlu khawatir distribusi padi atau gandum terganggu akibat pandemi COVID-19.
Tanaman porang adalah tumbuhan yang nyaris bisa tumbuh dalam berbagai kondisi. Termasuk di bawah tegakan hutan, sehingga penanaman porang tidak mengganggu perkembangan tumbuhan lainnya. (JP)