WahanaNews-BOGOR | Badai La Nina diprediksi bakal menerjang Pulau Jawa. Sebagai persiapan, pembentukan desa tangguh bencana (Destana) harus dilakukan.
Sayangnya, pembentukan Destana kurang maksimal, seperti yang terjadi di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Persoalan itu dikarenakan terbentur anggaran.
Baca Juga:
Jangan Coba-coba! Warga Kabupaten Bogor Bakar Sampah Bakal Disanksi Rp 50 Juta
Kepala Seksi (Kasi) Kesiapsiagaan Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Ponco Sugianto mengatakan, ada sekitar 24 kecamatan rawan bencana.
Hal tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dirujuk dari Rencana Penanggulangan Bencana (RPB).
“Ada sekitar 250 target Destana. Sejauh ini baru ada sekitar 56 yang terbentuk. Tentunya kita sudah melakukan sosialisasi dalam hal bencana bukan tanggung jawab pemerintah saja, tapi kita semua dan tanggung jawab bersama,” ungkap Ponco.
Baca Juga:
Ambil Sumpah 468 ASN Baru di Lingkungan Pemkab Bogor, Ini Pesan Plt Bupati
Seharusnya, sambung Ponco Sugianto, ada tingkat kesadaran masyarakat, tentunya dalam hal ini agar meminimalisir terjadinya bencana alam.
“Saat ini kita terkendala oleh anggaran. Mengingat anggaran tahun lalu terdampak refocusing dan saat ini pun kami masih terkendala dari anggaran untuk melakukan pembentukan destana,” kata Ponco Sugianto.
Selain itu, Ponco Sugianto menambahkan, terkait pembangunan seharusnya melibatkan BPBD untuk kajian tanah agar tidak terjadinya kerusakan alam, dan mengalami bencana alam.
“Seharusnya, saat pembangunan harus ada kajian dari BPBD untuk menanggulangi bencana, tentunya itu agar meminimalisir terjadi bencana alam,” tegas Ponco Sugianto. (tsy)