WahanaNews-Cileungsi | Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa mangkal diwilayah jalur tengah antara Ruko PTM 3 dan RPM 5 serta sekitarnya mengeluh penghasilannya menurun setelah seminggu diterapkan aturan Zona Merah oleh pihak Manajemen Perum Metland kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pasalnya dengan adanya aturan yang diberlakukan oleh pihak keamanan Metland terkait zona merah pembeli jadi berkurang, mereka pun menilai aturan yang diterapkan tidak jelas dan tidak adil.
Baca Juga:
Pemerintah Kudus Pastikan Pemenuhan Elpiji Bersubsidi dengan HET Rp18.000 untuk PKL
“Aturan aneh, masak wilayah kami doang yang dibatasi untuk jualan, sementara tempat lain gak bahkan bebas,” kata salah satu pedagang inisial A yang biasa mangkal di wilayah Ruko PTM 5 kepada Wartawan Jumat, 05/08/2022.
Dirinya juga menyesalkan tentang aturan yang diterapkan keamanan Metland yang terkesan tebang pilih karena ada beberapa tempat yang dianggap zona merah tidak ditutup untuk PKL malah bebas berjualan tanpa dilarang dan ditegur oleh keamanan Manajemen Metland.
“Kalau mau ditegakkan aturan manajemen Metland bahwa tidak boleh dagang dizona merah seharusnya semua sama jangan cuma pihak kami aja yang di batasi berjualan sementara dari pihak sana tidak diberlakukan aturan tersebut,” ucapnya.
Baca Juga:
Gubernur DIY Bantah Tidak Libatkan Pedagang dalam Kebijakan Relokasi PKL Teras Malioboro 2
Menurutnya wilayah urban yang saat ini juga termasuk Zona Merah Sesuai Peta yang pihak Metland miliki malah ramai PKL yang jualan tapi tidak diusir dan tidak dibatasi oleh pihak keamanan Metland.
“Wilayah Urban kami sebutnya Petshop banyak PKL yang jualan tapi gak diusir, padahal itu jalan utama yang berpotensi bikin macet dan mengganggu pengguna jalan, tapi tempat kami yang dipojok dan bukan jalan utama malah ditutup, aturan kok diterapkan hanya sebagian,” terangnya.
Ditempat yang sama Pur selaku ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) membenarkan hal yang dikeluhkan anggotanya bahwa semenjak diberlakukan aturan beberapa tempat ditutup anggota mengalami penurunan pendapatan.
“Iya betul itu, akibat ditutup beberapa jalan yang biasa jualan pendapatan mereka pada turun,” tuturnya.
Lanjutnya dirinya menduga bahwa aturan yang diterapkan saat ini oleh pihak keamanan Metland hanyalah akal-akalan oknum, kalau memang aturannya dari atas seharusnya semua rata tidak boleh jualan disini.
“Ini mah cuma tempat kami doang yang ditutup yang jualan dijalan utama dekat dengan kantor pemasaran Metland malah tidak dilarang,” kesalnya.
Pur juga meminta pada pihak keamanan Metland untuk lebih bijak dalam menerapkan kebijakan dan aturan untuk lebih adil, Dirinya menjelaskan pedagang disini hanya cari makan tanpa mengganggu kemacetan dan tetap menjaga kebersihan.
“Saya meminta pihak Metland dalam menerapkan aturan lebih bijak dan merata, kami cuma numpang cari makan tanpa mengganggu ketertiban dan tidak membuat kumuh suasana Metland,”pintanya.
Ia juga berharap dengan adanya aturan tidak berlarut-larut karna kalau aturan ini diberlakukan selamanya namun tidak seluruh wilayah diberlakukan khawatir malah terjadi Konflik antar pedagang
“Saya berharap aturan ini tidak lama diberlakukan, jika terus diberlakukan namun tidak seluruh wilayah diberlakukan dikhawatirkan terjadi Konflik internal antar Pedagang,” harapnya.
Sementara Acep Komarudin Kepala Bagian Keamanan saat dikonfirmasi wartawan terkait hal ini tidak menjawab hingga berita ini diturunkan.[zbr]