Cileungsinews.id | Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor bakal mempersiapkan infrastruktur yang mumpuni guna perbaiki pelayanan terhadap masyarakat.
Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan Kota Bogo, Rino Indira Gusniawan mengatakan, infrastruktur harus jadi fokus utama.
Baca Juga:
Pastikan Jalan Nasional dan Jembatan di Sulsel Siap Dilalui Selama Nataru, Kementerian PU: 96,45% Dalam Kondisi Mantap
"Kalo kita ngomongin pelayanan, jumlah pelanggan baru, ngomongin air baku, kita harus siap dulu infrastrukturnya," ucapnya, Jumat (1/4/2022).
Mengenai infrastruktur tersebut, menurutnya harus mulai menghitung asumsi-asumsi untuk keberlangsungan kedepannya.
Dengan banyaknya jumlah penduduk di Kota Bogor, maka akan dihitung juga jumlah rumah yang ada, karena saat ini ada perbedaan data dalam hal tersebut, yang di mana akan dihitung ulang secara survei internal.
Baca Juga:
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi
Rino Indira Gusniawan menambahkan bahwa saat ini pipa air yang berada di Kota Bogor sudah mencapai 90 persen jumlahnya.
"Sekarang tinggal jumlah pelanggan yang mau 100 persen itu saja, kita harus menyediakan berapa banyak pipa lagi lagi," katanya.
Saat ini, Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor memanfaatkan dua sungai besar seperti Ciliwung dan Cisadane, yang di mana akan dihitung juga air baku serta debitnya dari hulu sampai hilirnya, guna memaksimalkan potensi air yang ada.
Selain itu, untuk mengurangi jumlah air yang terbuang ke laut, maka pihak Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor berupaya membuat sumur resapan pada beberapa wilayah.
Hal tersebut, menjadi tantangan tersendiri untuk mengoptimalisasikan aset, karena tidak hanya didesain secara sistematis dari pusat saja, tetapi bisa menerima pemikiran dari masyarakat juga.
Rino Indira Gusniawan menyatakan bahwa Dinas SDA Jabar telah menantangnya untuk menggunakan air tersebut, yang di mana pada sebelumnya pihak Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor mencoba untuk ngalun pada Sungai Baru.
"Karena disitu tidak dimanfaatkan oleh SDA Jabar untuk sumber air minum atau lainnya. Tapi, udah mulai juga banyak irigasi-irigasi yang ditinggalkan sekarang, karena perkembangan kota Bogor sudah mulai berubah, tadinya kota yang punya sawah tapi sekarang sudah sedikit sawahnya, jadi jalur-jalur irigasi tidak dimanfaatkan maksimal ke perairan sawah," jelasnya.
Dalam hal ini, diharap masyarakat Kota Bogor dapat terkoneksi 100 persen dengan PDAM, agar bisa menikmati layanan air tersebut.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan bahwa dirinya mengharapkan kepada semua pihak agar bisa menyadari dan memahami bahwa air ini penting serta harus diatur hingga seluruh masyarakat harus patuh.
"Kita pikirkan darimana suber airnya, itu suatu hal yang perlu kita pikirkan, karena sekarang mungkin kita belum mengalami masa krisis air tetapi 5 sampai 100 tahun lagi mau gimana," katanya.
Menurutnya, dunia usaha juga tidak perlu lagi menggunakan air tanah, karena dapat mempengaruhi sumber air yang ada saat ini.
Oleh karena itu, Wakil Wali Kota Bogor ini mempercayakan sepenuhnya kepada PDAM untuk mengelola, menyiapkan dan menyediakan sumber air bakunya, hingga pendistribusian kedepannya.
Dedie A Rachim juga berharap agar PDAM dapat melakukan berbagai usaha dengan memanfaatkan aset yang ada saat ini.
"Asetnya sangat strategis dimana-mana, tersebar memiliki nilai ekonomis yang tinggi tetapi pemanfaatannya belum maksimal tentu ini juga menjadi satu pemikiran dari direksi yang sekarang bagaimana mengoptimalisasikan aset yang ada," ucapnya.
Tentunya, dalam hal ini, Dedie A Rachim sangat mengapresiasi kepada direksi, management serta para staf karyawan dan dewan pengawas yang sudah memberikan kontribusi terbaik hingga saat ini menempatkan PDAM kota Bogor di peringkat keenam se-Indonesia.
"Kalau bisa di tingkatkan atau dipertahankan, bahkan bisa meningkat menjadi peringkat pertama," pungkasnya. [jat]