Jabar.WAHANANEWS.CO - Langkah progresif Pemerintah Kota Cirebon dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) kompeten untuk menghadapi perkembangan kawasan Rebana menuai apresiasi dari organisasi relawan nasional MARTABAT Prabowo-Gibran.
Melalui berbagai program pelatihan vokasi yang digulirkan, Pemkot dinilai telah menjalankan peran strategis dalam mendukung agenda besar pembangunan wilayah aglomerasi ekonomi utara Jawa Barat tersebut.
Baca Juga:
Trump Berbalik Arah: Siap Tinggalkan Israel Demi Damai Timur Tengah
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai inisiatif Cirebon sangat tepat sasaran.
Menurutnya, kesiapan SDM adalah kunci utama agar masyarakat lokal tak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam transformasi ekonomi di kawasan Rebana.
“Pemkot Cirebon menunjukkan bahwa pembangunan itu tidak cukup hanya dengan infrastruktur. SDM yang terlatih dan adaptif adalah faktor penentu keberhasilan kawasan Rebana sebagai motor pertumbuhan baru di Jawa Barat,” ujar Tohom, Minggu (11/5/2025).
Baca Juga:
Akad Nikah Ahmad Handa Berujung di IGD Usai Diserang 5 Pelaku Bersenjata
Ia menambahkan bahwa delapan paket pelatihan vokasi seperti servis motor, perawatan AC, menjahit, hingga barbershop merupakan fondasi awal pembentukan tenaga kerja mandiri dan berdaya saing. Menurutnya, program seperti ini layak direplikasi di enam daerah lainnya dalam wilayah Rebana.
“Ini bukan hanya program pengurangan pengangguran, tapi investasi masa depan. Pekerja yang terlatih akan menjadi tulang punggung industri baru yang akan tumbuh di Rebana. Jangan sampai peluang ekonomi ini justru diisi tenaga kerja dari luar karena ketidaksiapan lokal,” tegasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyoroti pentingnya koordinasi lintas kabupaten/kota dalam pengembangan Rebana. Ia menyarankan agar dibentuk forum sinergi antar-disnaker daerah yang tergabung dalam aglomerasi tersebut.
“Pemerintah provinsi mesti mendorong kerja sama pelatihan lintas wilayah. Jangan jalan sendiri-sendiri. Harus ada ekosistem pelatihan dan penempatan kerja yang terintegrasi antardaerah, sehingga efek pembangunan tidak timpang,” kata Tohom.
Menurutnya, kesuksesan metropolitan Rebana sangat bergantung pada kemampuan daerah dalam menyatukan visi, terutama dalam menyiapkan SDM sesuai kebutuhan industri strategis seperti manufaktur, logistik, MRO (Maintenance, Repair, Overhaul), hingga pariwisata dan jasa modern.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa kesenjangan antara infrastruktur yang dibangun dan kesiapan SDM dapat menjadi bumerang.
“Tidak boleh ada jurang antara jalan tol yang mulus dan nasib warga sekitar yang tetap menganggur. Program pelatihan ini adalah jembatan agar warga lokal naik kelas dan punya posisi tawar dalam ekonomi baru,” tegasnya.
Sebelumnya, Dinas Tenaga Kerja Kota Cirebon melalui Unit Pelaksana Teknis Latihan Tenaga Kerja (UPT LTK) menyatakan telah menyiapkan delapan paket pelatihan keterampilan yang akan dimulai pada Juni atau Juli 2025.
Pelatihan tersebut meliputi pembuatan roti, servis motor, montir mobil, rias pengantin, hingga barbershop dan menjahit.
Instruktur pelatihan Supriyadi mengatakan bahwa satu kelas terdiri dari sepuluh orang, dan seluruhnya dibiayai dari APBD. Harapannya, lulusan pelatihan dapat terserap di industri yang berkembang di kawasan Rebana.
Sementara itu, data dari Disnaker Kota Cirebon menunjukkan bahwa angka pengangguran di wilayah ini terus menurun.
Dari 8,42% pada 2022 menjadi 6,29% pada 2024, bahkan lebih rendah dibandingkan rata-rata pengangguran terbuka Jawa Barat yang mencapai 6,75%.
“Baru tahun ini kita bisa menurunkan TPT di bawah rata-rata Jabar. Ini menunjukkan program pelatihan kita mulai efektif. Tinggal ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan Rebana,” ujar Yusuf, Fungsional Pengantar Kerja Disnaker Kota Cirebon.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]