WahanaNews-Jabar | Setelah 5 (Lima) tahun terisolasi akses ke Desa Gelarpawitan, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, akhirnya kembali terbuka.
Hal tersebut berkat kolaborasi apik Yayasan Baitul Maal (YBM) PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat, YBM BRILiaN milik Bank BRI, komunitas Double Cabin Indonesia Cabang Bandung (DCAB-ID Bandung) dan Sasaka Sinergi Foundation, jembatan yang menghubungkan Desa Gelarpawitan dengan desa tetangga, Desa Neglasari, berhasil diresmikan pada Sabtu (08/10/2022).
Baca Juga:
Idul Adha Berbagi, PLN Distribusikan Daging Kurban ke Seluruh Indonesia
Rangkaian kegiatan sebenarnya telah dimulai sejak Kamis (6/10) yang dilanjutkan dengan acara pemotongan kambing dan berbagi sedekah pada Jumat (7/10).
Acara puncaknya adalah peresmian pada Sabtu (8/10) siang yang berlanjut dengan Tabligh Akbar pada malam harinya dan ditutup dengan hiburan kesenian tradisional bagi warga kedua desa pada hari Minggu (9/10).
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cianjur, Muhammad Hermansyah, bersyukur akses menuju Desa Gelarpawitan sudah terbuka kembali.
Baca Juga:
Bulan Ramadan, Yayasan Baitul Maal PLN Kembali Salurkan Bantuan Anak Yatim, Dhuafa Hingga Kaum Difabel
“Insya Allah semoga bermanfaat tidak hanya untuk aktivitas masyarakat dan ekonomi namun juga terhadap layanan PLN sehingga akses lebih mudah yang tadinya hanya menggunakan roda dua,” ujar Hermansyah.
Hermansyah juga mengajak masyarakat menjaga infrastruktur yang telah dibangun tidak hanya jembatan namun juga tiang dan kabel PLN.
“Mari kita jaga bersama-sama apa yang sudah dibangun sehingga manfaatnya bisa maksimal, lama dan terasa bagi kita semua,” pesan Hermansyah dalam sambutannya.
Sementara itu, Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto, mengatakan bahwa terwujudnya jembatan yang dinamai “Cahaya BRILiaN” itu merupakan proses panjang yang memupuk semangat perjuangan yang tinggi.
“Terima kasih kepada seluruh donator yang terlibat, juga warga desa yang bergotong royong membangun jembatan. (Jembatan ini) diwujudkan dengan tetesan keringat dan juga pikiran,” kata Heri.
Hal ini tidak berlebihan mengingat akses ke desa yang berjarak 162 Km dari pusat kota Cianjur tersebut membutuhkan perjuangan ekstra. Jalan menuju Desa Gelarpawitan sebagian masih berbatu, tak jarang bersebelahan dengan jurang serta melintasi medan yang berbukit-bukit.
Rute yang menantang itu tentu dapat dilalui dengan mudah oleh kendaraan dobel gardan milik komunitas Double Cabin Indonesia. Ketua Komunitas DCAB-ID Cabang Bandung, Ramli, mengungkapkan komunitasnya tidak hanya ingin sekedar berkecimpung dalam dunia otomotif, tetapi juga membuat sesuatu yang bermanfaat bagi sesama, contohnya jembatan ini.
“Flashback DCAB-ID pernah bekerjasama dengan YBM PLN untuk kegiatan Tebar Daging di desa ini dan melihat aksesnya masih dari bambu. Lalu merangkul pihak-pihak lain seperti Sasaka Sinergi Foundation, YBM BRILian (untuk membangun jembatan),” ucap Ramli. Dari Ramli-lah, slogan jembatan Cahaya BRILiaN “Sasak Awi Jadi Beusi” yang berarti jembatan bambu menjadi besi, tercetus.
Di sisi lain, PLT Camat Cidaun, Syofyan Sanuri, berharap jalur menuju Desa Gelarpawitan dan Desa Neglasari tidak lagi menjadi trek untuk offroad karena termasuk skala prioritas betonisasi 1000 Km jalan yang akan dimulai pada Januari 2023.
“Terima kasih yang luar biasa kepada para donator karena saat Pemerintah Kabupaten terkendala anggaran akibat pandemi Covid-19, kolaborasi di antara para donator bisa mewujudkan keinginan masyarakat,” ujar Syofyan.
Senada dengan Syofyan, Cepi Rahmat Fadiana, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kab, Cianjur yang hadir mewakili Bupati Cianjur, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang berkontribusi.
“Kami berharap setelah adanya jembatan akan memberikan manfaat yang maksimal terutama dua desa yang terhubung akan meningkat kesejahteraannya,” kata Cepi.
Tidak lupa Cepi berpesan kepada warga di kedua desa untuk memelihara jembatan supaya bisa berumur panjang.
“Salah satu bentuk pemeliharaan dengan pengecatan rutin dengan cat anti karat karena jembatan terbuat dari baja,” ujar Cepi.
Selain itu, Cepi mengingatkan aliran sungai yang melintasi bawah jembatan agar tetap dalam kapasitas normal karena jika sampai meluap lama kelamaan dapat merusak konstruksi di bagian bawah jembatan.[zbr]