Jabar.WahanaNews.co - PLN Indonesia Power (PLN IP) telah mencanangkan proyek Hijaunesia 2023 sebagai inisiatif Subholding Kelistrikan untuk transisi energi dan mendukung capaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Aksi korporasi pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) tersebut pun diminati investor.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, dalam proyek Hijaunesia 2023 PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.
"Melalui inisiatif ini kita genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021 – 2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW," kata Edwin, dikutip Senin (8/4/2024).
Edwin melanjutkan, PLN IP akan mengakselerasi pembangunan PLTS yang ada di 5 lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
"Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan," tutur Edwin.
Pembangunan PLTS pun diminati oleh para calon mitra dan kontraktor EPC dari berbagai negara, saat ini total ada 33 Peserta (bidder) yang lulus tahap Request for Quotation (RFQ). Saat ini, proses telah memasuki tahapan evaluasi sampul 1.
"Para calon mitra yang berminat atas pengembangan proyek PLTS 500 MW ini berasal dari dalam negeri hingga Eropa, ini menandakan proyek EBT kami menarik," ujar Edwin.
Menurut Edwin, meski calon mitra tersebut berasal dari dalam negeri, PLN IP tetap menitikberatkan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai regulasi yang berlaku, dengan begitu proyek yang dilaksanakan PLN dapat menciptakan multiplier effect bagi industri dalam negeri.
"Hijaunesia 2023 sebagai demand creation untuk membuka pasar investasi manufaktur solar PV dalam rangka unlock isu TKDN 60 persen," ungkapnya.
Edwin mengungkapkan, proyek Hijaunesia 2023 juga sekaligus bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui PLN Indonesia Power dalam aspek Environmental, Social and Governance (ESG).
Seperti diketahui, hingga 2028 PLN Indonesia Power menargetkan pengembangan pembangkit EBT hingga 2,78 GW yang berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 2 juta ton.
[Redaktur: Mega Puspita]